Ketahanan Pangan Dan Diversifikasi Pangan adalah dua hal yang harus selalu diperhatikan dalam perkembangan pangan. Karena pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki yang harus dipenuhi setiap saat. Selama manusia hidup pangan tetap dibutuhkan.
Pangan juga berarti segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Diversifikasi Pangan
Yang dimaksud diversifikasi adalah upaya yang dilakukan agar tidak tergantung pada sesuatu produk atau kegiatan, tetapi lebih kearah beraneka ragam produk atau kegiatan.
Berkaitan dengan yang dimaksud diversifikasi pangan pokok adalah upaya yang dilakukan agar kita mengkonsumsi pangan pokok yang beraneka ragam. Dengan demikian bila pangan pokok bila pangan pokok kita selama ini beras, kita mulai mengkonsumsi aneka komoditi yang dapat digunakan sebagai pengganti atau sebagai komplemen dari beras. Sebagai contoh bagi masyarakat umumnya makan nasi
yang berasal dari beras 3 kati sehari, untuk melakukan diversifikasi maka sarapan pagi makan jagung atau ubi kayu yang diolah.
Peranan pangan sangat penting dalam mempertahankan keutuhan suatu bangsa, sehingga suatu sistem ketahanan pangan nasional yang kokoh harus diwujudkan.
Ketahanan pangan nasional akan teruuujud apabila pangan tersedia, terjangkau, diterima, dan aman untuk dikonsumsi masyarakat yang akhirnya masyarakat, keluarga dan perorangan sejahtera. Produk pangan yang tersedia harus memiliki daya saing baik dipasar lokal, regional, maupun global.
Bahan pangan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pembentukan sel-iel tubuh kita adalah terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang tidak tercemar bahan yang berbahaya maupun mikroorganisme.
Baca Juga : Cara Mudah Mendeteksi Masa Subur Wanita
Pencanangan Diversifikasi Makanan
Upaya diversifikasi sudah sejak lama dicanangkan. Pada tahun 1960-an pemerintah telah menganjurkan konsumsi bahan pangan pokok selain beras. Selanjutnya tahun 1974 pemerintah telah mencanangkan kebijakan diversifikasi untuk lebih menganekaragamkan jenis pangan dan meningkatkan mutu gizi makanan melalui lnstruksi Presiden (lnpres) Nomor 14 tahun 1974 dan disempurnakan dengan lnpres Nomor 20 tahun 1979. Dengan demikian kebijakan diversifikasi pangan telah berumur 46 tahun sampaitahun 2006 ini.
Bila menengok sejarah usaha diversifikasi telah dimulai sejak puluh tahun yang lalu sejak pemerintah gencar melakukan swasembada pangan, dimana pemerintah menganjurkan untuk mengkonsumsi bahan pangan pokok selain beras.
Pentingnya Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan pokok perlu dilakukan agar kita tidak terjebak pada satu jenis pangan pokok saja. Pengalaman menunjukkan bahwa ketergantungan pada satu jenis pangan pokok akan sangat membahayakan. Sebagai contoh selama ini kita mengkonsumsi beras rata-rata 140 kg/kap/tahun. Konsumsi beras akan terus meningkat dengan pertambahan penduduk. lni berarti bahwa produksi beras harus terus ditingkatkan. Kenyataannya peningkatan produksi beras saat ini hanya 0,7 persen per tahun sedangkan penduduk bertambah hampir 1,3 persen pertahun. lni berarti terjadi kesenjangan yang akan mengganggu keseimbangan cadangan pangan. Belum lagi saat ini kita sering sekali dilanda bencana apakah itu banjir, longsor atau yang lain yang akan mengganggu produksi beras secara keseluruhan.
Bila tidak dilakukan diversifikasi pangan pokok maka kebutuhan akan pangan pokok beras akan terus meningkat, dan dari sisi produksi tidak seimbang. Bila hal ini terjadi maka dilakukan impor. Uang akan habis untuk membeli pangan beras, belum tentu negara lain memiliki cadangan cukup. Bila kita tidak punya uang dan negara lain tidak mau menjual beras ke negara kita sehingga dapat dikhawatirkan terjadi kerawanan. Goncangan persediaan dan distribusi pangan beras terjadi yang dapat mengakibatkan kerawanan sosial dan akan terjadi bencana kelaparan secara nasional.
Keuntungan Diversifikasi Pangan
Diharapkan bangsa lndonesia tidak bergantung dengan satu pangan pokok beras. Dengan menekan konsumsi pangan beras 10 persen maka dapat ditekan konsumsi beras sekitar 3 juta ton suatu jumlah yang tidak kecil. Kini tercatat lndonesia merupakan salah satu Negara yang mengkonsumsl beras terbesar di dunia. Padahal saat ini untuk memproduksi beras semakin sulit karena keterbatasan lahan subur terutama di Pulau Jawa dan sumber air semakin mahal. Untuk daerah tertentu biaya penggunaan air hampir mencapai 20 persen dari biaya produksi.
Pangan pokok tidak hanya beras, banyak jenis pangan sumber karbohidrat dapat digunakan sebagai pangan pokok. Sebelumnya daerah tertentu pangan pokoknya bukan beras seperti Pulau Madura dan daerah Selayar di Sulawesi Selatan dahulu pangan pokoknya jagung. Di Papua dan Maluku dahulu sebagai pangan pokok adalah sagu di pesisir dan ubi jalar di daerah pegunungan. Karena dulu kebijakan pemerintah mengkonsentrasikan pembangunan untuk pencetakan sawah dan beras dimobilisasi sedemikian rupa, maka beras semakin popular dan mudah didapat
serta terjangkau oleh masyarakat.
Pangan pokok tidaklah harus beras, banyak sumber karbohidrat yang dapat digunakan untuk pangan pokok, tetapi secara sosiologis terutama penduduk di Pulau Jawa, Sumatera dan daerah lain terbiasa makan nasi yang berasal dari beras. Kini masyarakat di kota-kota besar telah mengurangi mengkonsumsi beras tetapi beralih ke roti dan mie. lni lebih celaka lagi karena mie dan roti bahan bakunya dari terigu yang secara agroklimat tidak cocok tumbuh di daerah sub tropis sehingga harus diimpor. Pada awal tahun 2006 saja selama 3 bulan impor terigu kita telah mencapai 800 ribu ton setara 2 triliun rupiah.
Berbagai Jenis Pangan Di Indonesia
Di indonesia banyak terdapat banyak suku, banyak pulau, banyak adat istiadat dan tentu saja makan pokoknya sebagai sumber energi untuk melangsungkan kehidupan banyak aneka ragamnya.
Sebagai contoh bagi masyarakat di pulau jawa sejak lama telah dikenal pangan pokoknya beras. Sebagai penghargaan terhadap beras yang dimasak menjadi nasi. Sebagai penghargaan terhadap beras yang dimasak menjadi nasi, maka tanaman padi yang menghasilkan beras sampai disebut sebagai Dewi Sri. Sedangkan pulau madura dan daerah panas lainnya di Jawa Timur dahulu adalah memakan jagung sebagai bahan pokoknya. Demikian di Selayar, Nusa Tenggara Timur, Dan daerah lain di Sulawesi pangan pokoknya adalah jagung, karena daerahnya kering. Di pihak lain Pulau Irian dan Maluku dikenal sebagai pemakan sagu untuk penduduk di daerah pantainya, sedangkan di daerah gunungnya, makanan pokok mereka adalah ubi jalar.